Telah Beredar Video Abal-Abal (Palsu) Buah Karya Para Perusuh, Pengkhianat dan Pendusta

TELAH BEREDAR VIDEO ABAL-ABAL (PALSU) BUAH KARYA PARA PERUSUH, PENGKHIANAT DAN PENDUSTA
Tanpa merasa berdosa orang-orang itu
menggunakan tangannya yang berlumuran dengan fitnah untuk: mengedit,
memotong sebagian dan menambahkan sebagiannya untuk kemudian meng-upload
audio Ust.Muhammad As-Sewed hafizhahulloh yang sudah dimanipulasi dengan penuh kedustaan tersebut ke YouTube..
Allaahul musta’an.
Bandingkan dengan audio asli (sebelum dimanipulasi oleh tangan2 para perusak yang berlumuran fitnah)
atau download di sini
SHULH BUKAN PEMUTIHAN
[ Menguak tabir kedustaaan dari sebuah video yang beredar yang diberi judul “Pemutihan Tahdzir dari Syaikh DR. Rabi’ …” yang pada asalnya merupakan salah satu audio tanya jawab bersama Ustadz Muhammad as-Sewed hafizhahullah
kemudian dijadikan video (Link Videonya kami lampirankan di bawah)[¹]
yang isinya telah dirubah dan dipotong tidak pada tempatnya sehingga
mengubah kandungan dan makna yang telah tersampaikan seperti dalam audio
aslinya.
Silahkan disimak audio asli yang telah
kami sertakan juga dengan transkripnya di bawah agar para pembaca semua
bisa mempersaksikan sendiri betapa bejatnya KEDUSTAAN pembuat video ini sehingga tersingkap pula bahwa mereka memiliki tujuan jahat dibalik semua ini. Biidznillah ]
❱ Faidah dari Al-Ustadz Muhammad bin ‘Umar as-Sewed hafizhahullah
[ Pertanyaan ]
Min fadhlikum, mohon bimbingannya terkait shulh antara beberapa asatidzah dihadapan Syaikh Rabi’.
Apakah shuluh itu berarti mencabut
tahdzir kepada Dzulqarnain dan yang bersamanya? Apakah shuluh itu
berarti dibolehkan untuk bergaul dan bermajelis dengan orang-orang yang
condong kepadanya?
[ Jawaban ]
Ikhwani fiddin a’azzakumullah,
“SHULH
ITU BUKAN PEMUTIHAN..!!” Dengan shulh, semua buyar..!? Ucapan para
ulama, ucapan masyayikh, tahdzir Syaikh Rabi’ kepada beberapa orang
termasuk Dzulqarnain, terus gugur semua..!? Ya akhi, ini namanya
pemelintiran..!!
Ini Shulh (upaya mendamaikan, ed), bukan
pemutihan. Shuluh diantara mereka-mereka yang tidak ditahdzir,
Ahlussunnah, Salafiyyun. Adapun yang ditahdzir karena sesuatu
penyimpangan, ya tetap menyimpang, apa lagi ditahdzir karena akhlaknya
yang bejat. Selama terbukti dia masih belum berubah, ya tetap (berlaku
tahdzir, ed). Kok jadi pemutihan, semua dibangkitkan dari kuburnya
begitu?
Nas-alullah as-salaamah wal ‘aafiyah.
Shuluh
(berlaku, ed) diantara Ahlissunnah, diantara Salafiyyun untuk jangan
lagi saling menjatuhkan, jangan saling mentahdzir, jangan saling
membicarakan kejelekan-kejelekan di mimbar-mimbar, di majelis-majelis,
jangan!!
Makanya kemarin saya bicara di Palembang
dan banyak yang bertanya-tanya kebingungan, bahawasanya diantara yang
merusak shulh adalah beredarnya di Indonesia berita tentang “sha‘aafiqah”, “sha‘aafiqah”, “sha‘aafiqah”, “sha‘aafiqah”, itu merusak shulh.
Yang kita undang kemarin, Syaikh Abdul Wahid –hafizhahullah–
dengan nasehat Syaikh Rabi’, dengan tadzkiyah Syaikh Rabi’, itu
termasuk yang di-“sha‘aafiqah”-kan oleh mereka!! Maka kita katakan, “Jika kalian tetap berbicara seperti ini, artinya kalian nantang perang dan kemudian kita ribut kembali..!!” Kan iya?? Katanya mau shuluh..!? Ada apa kalian terbawa dengan berita-berita yang seperti itu..??
Padahal Syaikh Rabi’ masih tetap menyatakan tidak, “Mereka Ahlussunnah.” (Shubhat:) “Sudah ada buktinya sekian (tersampaikan, ed) kepada Syaikh Rabi’, mungkin tidak dibaca oleh Syaikh Rabi’.” (Bantahan:) “Aku baca satu persatu dan aku tidak lihat ada alasan yang bisa diterima.” Mau apa..??
Maka
kita tetap di dalam bimbingan Syaikh Rabi’, dalam bimbingan Syaikh
Ubaid, dalam bimbingan Syaikh Abdullah al-Bukhari, dalam bimbingan
masyayikh dan para ulama yang lain (hafizhahumullah, ed).
Catatan:
[¹] Link video: https://t.me/ukhuwahsalaf/5480
[¹] Link video: https://t.me/ukhuwahsalaf/5480
Posting Komentar