TADABBUR SURAT AL-KAHFI.
Keutamaan Surat al-Kahfi.
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
? Barangsiapa yang menghafal 10 ayat dari awal surat al-Kahfi, akan terlindungi dari ad-Dajjal (H.R Muslim dari Abud Darda’).
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ كَمَا أُنْزِلَتْ كَانَتْ لَهُ نُوْرًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ مَقَامِهِ إِلَى مَكَّةَ
? Barangsiapa yang membaca surat
al-Kahfi sebagaimana diturunkan, maka ia akan mendapatkan cahaya pada
Hari Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah (H.R anNasaai,
atThobaroniy, dishahihkan oleh al-Hakim dan al-Albaniy).
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
? Barangsiapa yang membaca surat
al-Kahfi pada hari Jumat, akan diterangi dengan cahaya di antara dua
Jumat (H.R anNasaai, al-Baihaqy, al-Hakim dari Abu Said al-Khudriy).
? Maksud diterangi di antara 2 Jumat
menurut al-Imam asy-Syaukaniy adalah: ia tetap berada dalam pengaruh dan
pahalanya sepanjang waktu seminggu tersebut. Sedangkan al-Qoriy
menyatakan bahwa (disinari) hatinya atau kuburnya atau pada hari
dikumpulkannya manusia (hari kiamat)(Muro’aatul Mafaatiih syarh
Misykaatil Mashoobiih li Abil Hasan Ubaidillah bin Muhammad
al-Mubarokfuriy (7/249)).
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
? Barangsiapa yang membaca Surat
al-Kahfi pada malam Jumat, ia akan diterangi sinar antara dirinya hingga
Baytul ‘Atiiq (Ka’bah)(H.R adDaarimiy, al-Baihaqy, dishahihkan
al-Albaniy).
? Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah menyatakan dalam kitab al-Umm (1/208):
وَأُحِبُّ قِرَاءَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَهَا لِمَا جَاءَ فِيْهَا
? Dan saya suka membaca al-Kahfi pada malam Jumat dan hari Jumat berdasarkan (hadits) tentang hal itu.
عَنِ
الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُورَةَ الْكَهْفِ
وَإِلَى جَانِبِهِ حِصَانٌ مَرْبُوطٌ بِشَطَنَيْنِ فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ
فَجَعَلَتْ تَدْنُو وَتَدْنُو وَجَعَلَ فَرَسُهُ يَنْفِرُ فَلَمَّا
أَصْبَحَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ
ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالْقُرْآنِ
? Dari al-Bara’ bin ‘Aazib radhiyallahu
anhu beliau berkata: Ada seorang laki-laki yang membaca surat al-Kahfi,
di sampingnya ada kuda yang terikat pada dua tali yang panjang.
Tiba-tiba ia dinaungi awan yang terus mendekap, maka kuda itupun lari
(terlepas dari ikatan). Pada pagi harinya, orang tersebut mendatangi
Nabi shollallahu alaihi wasallam dan menceritakan hal itu. Nabi
bersabda: Itu adalah as-Sakiinah (ketenangan) yang turun dengan al-Quran
(H.R al-Bukhari dan Muslim).
? Al-Imam anNawawiy rahimahullah
menjelaskan makna as-Sakiinah adalah suatu makhluk yang padanya terdapat
ketenangan dan rahmat, bersamanya (turun) Malaikat (Fathul Baari libni
Hajar (9/58)).
=====================
? Materi Kajian di Masjid al-Fauzan Probolinggo.