KETENTUAN DAN ADAB BERDOA (6)
Di tulis Oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah
Saat-saat dan Kondisi Mustajabah Doa
- Sepertiga malam yang terakhir
يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ
يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Allah Tuhan kita turun setiap malam
ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir dan
berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu Aku akan kabulkan.
Barangsiapa yang meminta kepadaKu Aku akan beri. Barangsiapa yang
meminta ampunan (beristighfar) kepadaKu Aku akan ampuni (H.R alBukhari
dan Muslim)
- Di dalam sujud saat sholat
وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
Adapun pada saat sujud, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena di masa itu sangat layak dikabulkan (H.R Muslim)
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
Masa terdekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah pada saat dia sujud. Maka perbanyaklah doa (H.R Muslim)
- Setelah tasyahhud akhir dan sholawat, sebelum salam (dalam sholat)
قُولُوا
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ
عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ،
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ . فَإِنَّكُمْ
إِذَا قُلْتُمْ أَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ فِى السَّمَاءِ أَوْ بَيْنَ
السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو
Ucapkanlah: atTahiyyaatu lillaahi
washsholawaatu watThoyyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan Nabiyyu wa
rohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis
shoolihiin. Sesungguhnya jika kalian mengucapkan hal itu: akan mengenai
semua hamba (sholih) di langit maupun antara langit dan bumi. (Kemudian
ucapkan) Asyhadu an laa ilaaha Illallaahu wa asyhadu annaa Muhammadan
‘abduhu wa rosuuluh. Kemudian silakan ia memilih doa yang ia sukai (H.R al-Bukhari dan Muslim, lafadz sesuai riwayat al-Bukhari).
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ
وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ
Dari Abu Umamah –semoga Allah
meridhainya- ia berkata: dikatakan kepada beliau: Wahai Rasulullah
shollallahu alaihi wasallam, doa apakah yang paling didengar? Nabi
bersabda: setelah melewati tengah malam dan di akhir sholat-sholat wajib
(H.R atTirmidzi)
- Safar
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Ada 3 doa yang mustajabah tidak
diragukan lagi: doa orangtua, doa musafir, dan doa orang yang
terdzhalimi (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan Ibnu
Hibban, dihasankan atTirmidzi, Ibnu Hajar, dan al-Albaniy).
- Turun hujan
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاء عِنْدَ النِّدَاءِ، وَتَحْتَ الْمَطَرِ
Ada 2 doa yang tidak tertolak: pada saat adzan dan saat turun hujan (H.R al-Hakim dan al-Baihaqiy, dihasankan al-Albaniy)
- Antara adzan dan iqomat
الدَّعْوَةُ لَا تُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا
Doa tidaklah ditolak antara adzan dan iqomat, maka berdoalah kalian (H.R Ahmad dari Anas bin Malik, dishahihkan Ibnu Khuzaimah).
إِذَا نُودِيَ بِالصَّلاَةِ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَاسْتُجِيبَ الدُّعَاءُ
Jika dikumandangkan adzan untuk
sholat, dibukalah pintu-pintu langit, dan dikabulkan doa (H.R
atThoyaalisiy, dishahihkan al-Albaniy)
- Berbuka puasa
عَنِ
بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَمْروٍ ، قَالَ : قَالَ
رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ
فِطْرِهِ لَدَعْوَة مَا تُرَدُّ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الله يَقُولُ عِنْدَ
فِطْرِهِ : اللهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ
كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
Dari Ibnu Abi Mulaikah dari Abdullah
bin Amr beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam
bersabda: Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika berbukanya
terdapat doa yang tidak tertolak. (Ibnu Abi Mulaikah) berkata: Saya
mendengar Abdullah (bin Amr) ketika berbuka membaca doa: Ya Allah
sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan rahmatMu yang meliputi segala
sesuatu untuk mengampuni dosaku (H.R Ibnu Majah no 1743, dinyatakan oleh
al-Bushiry bahwa sanadnya shahih dan perawi-perawinya terpercaya).
- Antara Ashar dan Maghrib di hari Jumat
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا
يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ
تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ
يُقَلِّلُهَا
Dari Abu Hurairah –semoga Allah
meridhainya- bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam
menyebutkan hari Jumat kemudian beliau bersabda: di dalamnya terdapat
suatu waktu, yang tidaklah seorang muslim bertepatan dengan berdoa
sholat berdiri meminta kepada Allah kecuali Allah akan memberikan
kepadanya. Nabi mengisyaratkan dengan tangan beliau menunjukkan
sedikitnya waktu itu (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat atTirmidzi dinyatakan:
قَالَ
أَبُو هُرَيْرَةَ فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلاَمٍ فَذَكَرْتُ لَهُ
هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ أَنَا أَعْلَمُ بِتِلْكَ السَّاعَةِ. فَقُلْتُ
أَخْبِرْنِى بِهَا وَلاَ تَضْنَنْ بِهَا عَلَىَّ قَالَ هِىَ بَعْدَ
الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ. فَقُلْتُ كَيْفَ تَكُونُ بَعْدَ
الْعَصْرِ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ
يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مَسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّى ». وَتِلْكَ السَّاعَةُ لاَ
يُصَلَّى فِيهَا فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلاَمٍ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ جَلَسَ مَجْلِسًا يَنْتَظِرُ
الصَّلاَةَ فَهُوَ فِى صَلاَةٍ ». قُلْتُ بَلَى.قَالَ فَهُوَ ذَاكَ
Abu Hurairah berkata: Aku bertemu
dengan Abdullah bin Salaam kemudian akau sebutkan hadits ini. Ia
berkata: Aku mengetahui waktu tersebut. Aku (Abu Hurairah) berkata:
Kabarkan kepadaku, jangan sembunyikan ilmunya dariku. Ia berkata: itu
adalah setelah Ashar hingga terbenamnya matahari. Aku (Abu Hurairah)
berkata: Bagaimana bisa setelah Ashar pada Rasulullah shollallahu alaihi
wasallam bersabda: << Tidaklah bertepatan dengan seorang hamba
muslim sholat >> sedangkan itu bukanlah waktu sholat. Abdullah bin
Salaam berkata: Bukankah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam
bersabda: << Barangsiapa yang duduk di suatu majelis menunggu
sholat, maka ia berada dalam keadaan sholat >>? Aku (Abu Hurairah)
berkata: Ya. Ia berkata: Itulah yang dimaksud (H.R atTirmidzi)
- Lailatul Qodr (al-Muntaqoo min Fataawaa al-Fauzaan (4/1)).
- Sebelum tidur dalam kondisi suci dan berdzikir, saat terbangun dari tidur berdoa.
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ
فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Tidaklah seorang muslim menginap
dalam kondisi berdzikir, suci, kemudian terbangun di waktu malam,
meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah akan
memberikan kepadanya (H.R Abu Dawud, anNasaai, Ibnu Majah, Ahmad,
dishahihkan al-Albaniy)
(Materi Kajian Ilmu di Masjid atTaqwa Perum YTL Paiton: Ba’da Maghrib, 9 Shafar 1438 H/ 8 November 2016 M)