KAJIAN SHAHIH MUSLIM KITABUL BIRRI WASSHILAH WAL ADAB
di tulis oleh al ustadz abu utsman kharisman
Bab ke-21: Kabar Gembira Bagi Orang yang Allah Telah Menyembunyikan Aibnya di Dunia, Allah akan Tutup di Akhirat
Hadits no (72 – …)
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا
وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِى
الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ».
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr
bin Abi Syaibah (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Affaan (ia
berkata) telah menceritakan kepada kami Wuhaib (ia berkata) telah
menceritakan kepada kami Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah –semoga
Allah meridhainya- dari Nabi shollallahu alaihi wasallam beliau
bersabda: << Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) hamba yang lain
di dunia, kecuali Allah akan tutup baginya pada hari kiamat >>
*PENJELASAN:*
Menutupi aib seseorang bukanlah terpuji dalam setiap keadaan. Bukan pula tercela dalam setiap keadaan. Ada 2 macam.
*Macam pertama:* Menutupi aib yang
terpuji. Hal itu diberlakukan terhadap seseorang yang lurus yang tidak
melakukan perbuatan keji atau permusuhan kecuali jarang. Orang yang
semacam ini selayaknya diperlakukan dengan sikap ditutupi aibnya,
dinasihati dan dijelaskan bahwa hal itu adalah kesalahan. Ini adalah
menutupi aib yang terpuji.
*Macam kedua:* menutupi aib seseorang
yang suka bertindak ngawur, sembrono, sering melakukan perbuatan
melampaui batas (sewenang-wenang) terhadap hamba-hamba Allah. Suka
berbuat kejahatan. Orang semacam ini tidak layak ditutupi aibnya.
Bahkan, yang disyariatkan adalah menjelaskan keadaan orang ini kepada
Waliyyul Amr hingga bisa memberikan efek jera padanya. Juga agar bisa
menjadi pelajaran bagi yang lain (sehingga tidak melakukan kejahatan
yang serupa, pent).
Sikap menutupi aib hendaknya
memperhatikan maslahat. Jika maslahat akan tercapai dengan ditutupi aib
(orang itu), menutupi aib adalah yang lebih utama. Namun jika maslahat
akan tercapai jika ditampakkan aib itu, itulah yang lebih utama. Jika
seseorang ragu apakah sebaiknya ditutupi atau ditampakkan, menutupi aib
lebih utama (penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam Syarh Riyadhus
Sholihin (1/276)).
<< Materi Kajian Ummahat Ma’had al
I’tishom bissunnah Sumberlele Kraksaan Probolinggo 18 Dzulhijjah 1438
H/ 9 September 2017 M sebelum Dzhuhur – al ustadz Abu Utsman Kharisman
>>