
Istri Shalihah, Keutamaan dan Sifat-sifatnya
Apa yang sering diangankan oleh
kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi pendamping
hidupnya? Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada
suami. Inilah keinginan yang banyak muncul. Sebuah keinginan yang lebih
tepat disebut angan-angan, karena jarang ada wanita yang memiliki sifat
demikian. Kebanyakan laki-laki lebih memerhatikan penampilan lahir,
sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal
akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh
terhadap kebahagiaan rumah tangganya.

Muhasabah
Muhasabah (introspeksi) pada jiwa ada
dua macam: sebelum beramal dan setelah beramal. Muhasabah sebelum
beramal adalah hendaknya seseorang menahan diri dari keinginan dan
tekadnya untuk beramal, tidak terburu-buru berbuat hingga jelas baginya
bahwa jika ia mengamalkannya akan lebih baik daripada meninggalkannya. Lanjutkan membaca Muhasabah

Sebab-sebab Keluar dari Istiqomah
Setan adalah musuh besar manusia, yang
memiliki target utama menjerumuskan sebanyak mungkin manusia ke lembah
kebinasaan, keluar dari jalan istiqamah menuju jalan kesesatan. Di masa
sekarang, jalan-jalan kesesatan hasil propaganda setan telah demikian
marak, menjerat siapa saja yang lengah dan kurang peduli terhadap seruan
agamanya. Untuk menangkal dan memperbaiki keadaan itu tidak ada jalan
lain kecuali kembali kepada semua yang telah membuat baik generasi awal
umat ini.

Hukum Memakai Celak
Seseorang pernah bertanya kepada Asy-Syaikh Muhammad Shalih al-’Utsaimin rahimahullah tentang hukum memakai celak. Beliau rahimahullah pun menjawab, “Bercelak itu ada dua macam:
Pertama:
Bercelak untuk menajamkan pandangan, menjadikan selaput mata bertambah
terang/jelas, membersihkan dan menyucikan mata bukan untuk tujuan agar
kelihatan cantik/indah, maka hal ini tidak mengapa. Bahkan sepantasnya
dilakukan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencelaki kedua matanya. Terlebih lagi bila yang digunakan itu adalah itsmid (salah satu jenis celak, red.) yang asli.
Kedua:
Bercelak untuk tujuan kecantikan dan berdandan, maka hal ini memang
dituntut dari seorang wanita/istri karena wanita diharuskan berhias
untuk suaminya. Adapun bila yang melakukannya kaum pria (dengan tujuan
kedua ini) maka perlu ditinjau kembali (boleh atau tidaknya). Saya
sendiri tawaqquf (tidak dapat menentukan boleh tidaknya) dalam
permasalahan ini. Terkadang dibedakan dalam hal ini antara seorang
pemuda yang dikhawatirkan bila ia bercelak akan mendatangkan fitnah maka
ia dilarang melakukannya, dengan seorang tua yang tidak dikhawatirkan
fitnah tersebut darinya, maka ia tidaklah dilarang melakukannya.” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 4/116)

Kisah Nabi Yunus
Dalam berdakwah kepada kaumnya, Nabi Yunus ‘alahissalam
menghadapi penentangan yang demikian keras. Sekian lama beliau
berdakwah namun tidak juga membawa hasil. Keadaan ini membuat Nabi Yunus
‘alahissalam marah dan meninggalkan kaumnya. Allah subhanahu wa ta’ala
pun menegurnya. Bagaimana akhir dari dakwah Nabi Yunus ‘alahissalam? Lanjutkan membaca Kisah Nabi Yunus

Ilmu Syar’i Hakekat Kebaikannya dan Pemiliknya
Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu
‘anha suatu ketika berkhutbah di atas mimbar seraya berkata, “Aku pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
‘Siapa yang Allah subhanahu wa
ta’ala kehendaki kebaikan baginya, Allah subhanahu wa ta’ala akan
memfaqihkannya (memahamkan) dalam agama’.”

Bolehkah Merapikan Gigi?
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin
Abdillah al-Fauzan hafizhahullah berkata dalam fatwanya, “Dibolehkan
merapikan/ meluruskan gigi-geligi dan mendekatkan sebagian gigi dengan
sebagian yang lain (hingga tidak terpisah/berjauhan) bila memang hal ini
diperlukan karena gigi tampak jelek, misalnya, atau perlu untuk
diperbaiki. Adapun bila tidak ada keperluan, tidaklah diperbolehkan.
Bahkan datang larangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengikir gigi dengan tujuan memperindahnya karena hal ini merupakan perbuatan sia-sia dan mengubah ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Namun bila tujuannya untuk pengobatan
misalnya, atau untuk menghilangkan kejelekan, atau ada kebutuhan seperti
seseorang tidak dapat makan makanan kecuali bila giginya diperbaiki
terlebih dahulu dan diluruskan, maka yang seperti ini tidak menjadi
permasalahan.” (Fatawa Nur ‘alad Darb, hlm. 34)

Keutamaan Ilmu dan ‘Ulama
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat….” (al-Mujadilah: 11)

Pembatal-pembatal Wudhu
Pembahasan tentang pembatal-pembatal
wudhu termasuk persoalan yang di dalamnya terdapat perbedaan pendapat
para ulama. Dalam prinsip Ahlus Sunnah, perbedaan yang demikian termasuk
sesuatu yang lumrah dan biasa terjadi. Karenanya diperlukan sikap
lapang dada untuk menerima perbedaan pendapat tersebut, selama
masing-masing berpegang pada dalil yang ada.

Bila Kuburan Diagungkan (2)
Bagian ke-2
Bagi sebagian kaum muslimin, kuburan
telah menjadi tempat yang istimewa. Bagaimana tidak, di sejumlah
kuburan, terutama bila yang dikubur dianggap sebagai orang saleh dan
kuburannya dianggap keramat, berduyun-duyun orang dari berbagai tempat
datang untuk menyampaikan hajat kepadanya. Lanjutkan membaca Bila Kuburan Diagungkan (2)

Sururiyyah Musuh ‘Ulama
Sekilas bila seseorang memandang
kepada penampilan dan dakwah Sururiyah, dia akan menyimpulkan bahwa
dakwah ini adalah dakwah Ahlus Sunnah. Lebih-lebih bila mendengar
pengakuan mereka dengan mengangkat nama Ahlus Sunnah. Sungguh mereka
jauh dari Ahlus Sunnah dan pengakuan mereka tidak lebih dari ungkapan
penyair.
Setiap orang mengaku punya hubungan dengan Laila
Namun Laila mengingkari hal itu.

Ciri-ciri ‘Ulama
Mengenal ciri-ciri ulama yang benar
adalah sangat penting. Karena di negeri kita, banyak orang yang hanya
karena pandai berbicara dan melawak, bisa dianggap sebagai ulama.
Padahal tak jarang di antara mereka setelah memiliki pengikut banyak
kemudian berubah haluan menjadi seorang politikus.

Ulama Pewaris Nabi
Warisan merupakan barang berharga yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia kepada orang-orang yang
masih hidup. Saking berharganya sampai sering terjadi pertumpahan darah
di antara ahli waris memperebutkan warisan tersebut. Namun ada warisan
yang demikian berharga tetapi jarang manusia memperebutkannya.

Ulama Pelita dalam Kegelapan
Ulama adalah manusia yang memiliki
kedudukan demikian mulia. Ia merupakan pembimbing bagi segenap manusia
menuju jalan lurus. Ia juga penerang di saat manusia berada di
kegelapan. Bila keberadaan mereka semakin sedikit, semakin kacaulah
kehidupan manusia. Seperti keadaan sekarang, kekacauan terjadi di
mana-mana karena semakin sedikit orang berilmu ada di tengah manusia.

Melecehkan ‘Ulama, Kebiasaan Yahudi dan Ahlul Bid’ah
Aktivitas ulama dalam berdakwah, amar
ma’ruf nahi munkar, meneliti hadits, dsb, sering dituding sebagai bentuk
ketidakpekaan dalam menyikapi kondisi kekinian umat. Repotnya, mereka
yang menuding justru sibuk dengan parpol dan segala tetek bengeknya.

Surat Pembaca edisi 12
Kritik Redaksi
Saya ingin memberikan sedikit kritikan
terhadap antum sekalian yaitu pada edisi sebelumnya yaitu pada bab ibrah
di mana di sana dicantumkan bahwa “PERTEMUAN ANTARA NABI MUSA DAN NABI
HARUN” tapi kok pembahasannya tentang Nabi Musa pada waktu kecilnya.
Mungkin itu saja kritikan dari saya, semoga pada edisi yang mendatang
tidak ada lagi kesalahan dari redaksi. Biiznillah.
Ahmad Abu Ahmad
saifulxxx@sahab.cc
- Jawaban Redaksi:
Jazakumullahu khairan katsiran atas kritikannya.
Kesesatan Agama Yahudi dan Nashrani
Asy-Syariah yang terhormat, saya harap
bisa dibahas topik tentang kesesatan agama Yahudi dan Nashrani yang ada
sekarang (Yahudi dan Nashrani yang selamat hanya yang ikut Nabi Musa dan
Isa) karena kitab-kitab mereka sudah tidak orisinil lagi, kemudian
disempurnakan oleh Al Qur’an, berdasarkan informasi-informasi yang ada
dalam Al Qur’an. Ini penting untuk mendakwahi mereka, semoga diakomodasi
pada edisi depan. Jazakallahu khairan.
Esa Amertha
the1xxx@telkom.net
- Jawaban Redaksi:
Alhamdulillah, apa yang Anda usulkan telah dibahas pada edisi 11/Vol. 1 1425 H.
Semoga Asy Syariah Istiqamah
Ana sangat bersyukur dengan adanya
dakwah Salaf di Indonesia ini. Ana berharap semoga Allah Ta’ala
senantiasa mengistiqamahkan hati kita dalam meniti jalan da’wah
ini.Amien. Jazakumullahu khairan katsira atas partisipasi antum semua
dalam menyampaikan dakwah ini ke semua pihak.
Misbach Faikar At-Taufiq
misxxx@plasa.com
Adab Menuntut Ilmu
Saya suka majalah Asy Syariah. Apakah pernah dibahas tentang adab-adab ta’lim? Kalo belum, saya usul agar diulas.
Iqbal Sofyan
iqbxxx@yahoo.com
- Jawaban Redaksi:
Insya Allah suatu saat kami akan membahasnya. Jazakallah khairan atas usulnya.
Asy Syariah di Jakarta
Kok ana nyari majalah yang baru udah habis ya. Untuk ngedapetin gimana dan di mana? Ana tinggal di kawasan Pulogadung, Jaktim.
Rofiq Hidayat Puspaningrum
rofiqxxx@yahoo.com
- Jawaban Redaksi:
Anda bisa menghubungi agen kami di Jaktim: Al-Bataavi Jl. Radar AURI 43 Cibubur, Jakarta Timur Hp. 08129030726
Tanya Jawab di Situs
Ustadz, semoga Allah merahmati Anda. Ana
mau usul, bagaimana kalau seluruh pertanyaan yang di kirimkan ke
redaksi dijawab dan ditampilkan di situs, karena ana merasa mungkin
pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh ikhwan-ikhwan lain juga
dialami oleh ana. Juga melihat porsi tanya jawab di majalah sangat
sedikit.
Handoko
andxxx@plasa.com
andxxx@plasa.com
- Jawaban Redaksi:
Semoga kami bisa segera merealisasikan usul anda. Jazakallah khairan.

Dibalik Perhiasanmu
Wanita memang mempunyai kecenderungan
untuk tampil cantik. Tak heran kalau kemudian ada yang meluangkan waktu
secara khusus untuk perawatan kecantikan di salon ataupun spa. Bahkan
ada yang melakukannya dengan cara yang lebih ekstrem, seperti mengerik
alis mata, bertato, dan sebagainya. Bagaimana sesungguhnya Islam
mengatur ini semua? Simak bahasan berikut!

Makna ulama
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Di negeri muslim terbesar di dunia ini,
kata ulama banyak diinterpretasikan sebagai sosok tua yang memiliki
banyak pengikut, memiliki “kelebihan” tertentu, dan bila menjelang
pemilu ia banyak di-sowani tokoh-tokoh politik untuk minta restu dan
dukungan. Bila datang ke suatu tempat, berbondong-bondong orang datang
untuk melihatnya, mencium tangannya, dan minta “berkah” darinya. Apa
yang dikatakan selalu diikuti tanpa sedikitpun ada pertanyaan apalagi
bantahan.
Bagi sebagian muslimin lainnya, yaitu
dari kalangan yang merasa dirinya terpelajar, kemunculan orang-orang
yang mengusung dakwah Islamiyah dengan metode yang sedikit lebih
‘ilmiah’ dan retorika menawan –terlebih bila banyak diselipi lelucon–,
akan dengan mudah diterima oleh mereka. Sang da’i pun langsung
ditahbiskan sebagai ulama.
Kritikan yang muncul kepada tokoh ini
akan ditanggapi oleh pengikutnya sebagai sikap mau menang sendiri dan
iri hati terhadap keberhasilan tokoh tersebut. Meski di belakang hari
diketahui sang “ulama” tersebut telah meniti karir baru sebagai seorang
politikus, bahkan ada yang terang-terangan menyatakan dirinya ingin
menjadi presiden.
Ulama, dalam sebuah ayat diterangkan, mereka adalah orang yang paling takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mengapa? Karena mereka adalah orang yang paling paham tentang Allah subhanahu wa ta’ala,
paling paham tentang kebesaran kekuasaan-Nya, tentang al-jannah
(surga), dan an-naar (neraka), tentang balasan yang akan diterima dari
tiap amal seseorang, dan hal-hal lain yang tidak dipahami oleh
kebanyakan manusia. Lantas, apa jadinya umat ini bila memiliki ulama
seorang politikus atau seorang yang berambisi menjadi presiden?
Inilah realita yang banyak muncul di
sekeliling kita. Ketidaktahuan umat akan makna ulama yang benar banyak
menggiring manusia ke jalan kesesatan. Akibatnya, banyak perilaku umat
yang sebenarnya telah keluar dari koridor syariat dianggap sebagai
sebuah amal ibadah, bahkan dianggap sebagai jihad. Sebabnya karena
mereka mengikuti orang yang tidak pantas untuk diikuti, namun oleh
mereka dianggap sebagai ulama.
Pembaca, inilah kajian utama majalah
kita edisi ini, yaitu pembahasan seputar ulama menurut pandangan Ahlus
Sunnah. Apa ciri-ciri ulama yang hakiki itu? Tentunya dari pembahasan
ini nantinya tidak ada lagi pembaca yang dengan mudah memberi gelar
ulama kepada seseorang hanya semata disebabkan aktivitas dakwah yang
dilakukannya.
Berikutnya ingin kami sampaikan kepada
segenap pembaca sebuah berita yang sebenarnya kami pun merasa berat
untuk menyampaikan. Berkaitan dengan rencana pemerintah yang dalam waktu
dekat akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), berimbas pada
kenaikan harga barang-barang lain, termasuk juga harga kertas.
Kami telah mendapat kabar dari pihak
percetakan bahwa mereka telah menetapkan kepastian kenaikan harga cetak
majalah. Kemungkinan kenaikan tersebut mulai berlaku awal tahun 2005.
Selain kenaikan biaya cetak, kami juga harus menghadapi
kenaikan-kenaikan di bidang lain, di antaranya adalah biaya pengiriman
majalah. Karenanya, mau tidak mau kami pun berencana menaikkan harga Asy
Syariah menjadi Rp 6.000,00 (Jawa) dan Rp 7.000,00 (luar Jawa). Kami
harap pembaca memakluminya.
Kami beritahukan pula, untuk edisi kali
ini kami terpaksa menghilangkan halaman berwarna agar biaya cetak bisa
sedikit berkurang, sehingga sisa biaya yang ada bisa untuk
mengantisipasi harga-harga di bidang lain yang sudah mulai naik. Insya
Allah setelah harga Asy Syariah benar-benar naik, halaman berwarna akan
kembali kami munculkan.
Harapan kami, kenaikan harga itu tidak
semata untuk menyesuaikan dengan tuntutan biaya produksi semata. Namun
kami ingin kenaikan harga itu juga diiringi dengan makin bagusnya
pelayanan kami kepada pembaca, sehingga kenaikan harga itu tidak lagi
dirasakan sebagai sesuatu yang memberatkan. Mudah-mudahan demikian. Wallahu a’lam.
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Hakikat Umur Kita
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
“Wahai anak Adam, (masa) siangmu adalah
tamumu, maka berbuat baiklah terhadapnya. Karena sungguh, jika engkau
berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi dengan memujimu. Apabila
engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan pergi dengan mencercamu,
begitu pula dengan malammu.”
“Wahai anak Adam, injaklah bumi ini
dengan kakimu. Sungguh, sekecil apa pun dia, pasti bakal menguburmu.
Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu, sejak
engkau dilahirkan dari perut ibumu.”
“Wahai anak Adam, engkau dapati pagimu
berada di antara dua waktu, yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu,
yakni bahayanya malam dan bahayanya siang. Sampai engkau mendatangi
negeri akhirat, yang bisa jadi engkau datang ke al-jannah (surga) dan
bisa jadi engkau ke an-nar (neraka). Maka siapakah yang lebih besar
bahayanya daripada dirimu sendiri?”
“Wahai anak Adam, engkau hanyalah
(laksana) hari-hari yang setiap kali berlalu satu hari maka hilanglah
pula sebagian dari dirimu.”
(Mawa’izh Lil Imam al-Hasan al-Bashri, hlm. 35)

‘Iffah sebuah Kehormatan diri
Persaingan hidup yang semakin tinggi
dan keras banyak memunculkan perilaku umat yang melanggar batasan
syariat. Bila perbuatan suka meminta-minta sudah bisa menyebabkan
kemuliaan seseorang jatuh, maka yang lebih berat dari sekedar
meminta-minta—seperti korupsi, mencuri, merampok, dsb.—lebih menghinakan
pelakunya. Namun toh perbuatan tersebut semakin banyak dilakukan.
Termasuk maraknya perilaku kaum wanita, hanya demi menginginkan enaknya
hidup, mereka rela melakukan perbuatan yang menghilangkan kemuliaan
mereka. Padahal agama ini telah menuntunkan agar mereka senantiasa
menjaga kemuliaan diri mereka.
Posting Komentar