
Makan Ala Islam
Makan tak lagi sekadar rutinitas.
Namun juga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Cara dan
posisi makan, tata hidang berikut alatnya, hingga busana yang dikenakan
juga menganut ‘ideologi’ tertentu. Repotnya, model yang dianut
(lagi-lagi) adalah tata cara Barat. Bagaimana agama Islam nan sempurna
ini mengatur tata cara makan? Simak bahasannya!

Kisah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman
Keyakinan dan pemikiran yang
menyimpang dapat menguasai akal siapa pun dan mengurangi kecerdasannya,
sampai dia mendapatkan sebab atau jalan yang diberkahi yang menerangkan
kepadanya hakikat kebenaran dan membimbingnya untuk mengikuti kebenaran
itu. Inilah keadaan Ratu Saba’ dan para pengikutnya. Mereka memiliki
otak yang cerdas, tetapi mereka justru melakukan peribadatan kepada
sesuatu yang tidak mampu memberi kemanfaatan dan kemudaratan. Setelah
terjadi dialog dengan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam, Ratu Saba’ akhirnya
mau kembali kepada fitrahnya, yaitu beribadah kepada Allah.

Tayammum (bagian 2)
Tayammum adalah kemudahan dari Allah
subhanahu wa ta’ala yang khusus diberikan kepada umat Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Posisi tayammum adalah sebagai pengganti
wudhu saat tidak dijumpai air atau saat seseorang tidak boleh terkena
air karena sedang sakit. Bolehkah orang yang junub bersuci dengan cara
tayammum?

Beberapa Peristiwa Yang Terjadi Sebelum Perang Uhud
Perang Badr telah berakhir dan
menyisakan kemenangan bagi kaum muslimin. Tak lama berselang, kembali
kaum muslimin menghadapi peperangan yang tidak kalah sengit yaitu Perang
Uhud. Kaum musyrikin benar-benar berusaha melampiaskan dendam kesumat
mereka saat dikalahkan kaum muslimin pada Perang Badr. Berikut ini
beberapa kisah peristiwa penting yang terjadi sebelum Perang Uhud.

Awas, Dukun & Tukang Ramal, Penciduk Agama dan Harta (bagian 2)
Profesi dukun banyak bertebaran di
sekitar kita. Mereka mengklaim bisa membantu urusan manusia dalam banyak
hal, mulai dari mencari kesembuhan sampai meluluskan berbagai hajat.
Bolehkah kita meminta tolong pada dukun? Bahasan berikut menjawab
pertanyaan ini sekaligus melengkapi pembahasan edisi lalu.

Khilafah, Imamah dan Pemberontakan
Arfajah al-Asyja’i radhiallahu ‘anhu berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيْعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ، يُرِيْدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ، فَاقْتُلُوْهُ
“Siapa yang
mendatangi kalian dalam keadaan kalian telah berkumpul/ bersatu dalam
satu kepemimpinan, kemudian dia ingin memecahkan persatuan kalian atau
ingin memecah belah jamaah kalian, maka perangilah/bunuhlah orang
tersebut.”
Dalam lafadz lain,
إِنَّهُ سَتَكُوْنُ هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ، فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُفَرِّقَ أَمْرَ هَذِهِ اْلأُمَّةِ، وَهِيَ جَمِيْعٌ، فَاضْرِبُوهُ بِالسَّيْفِ كَائِنًا مَنْ كَانَ
“Sungguh akan
terjadi fitnah dan perkara-perkara baru. Barang siapa ingin
memecah-belah urusan umat ini padahal umat ini dalam keadaan telah
berkumpul/ bersatu dalam satu kepemimpinan, penggallah orang tersebut,
siapa pun dia.”

Jalan Keselamatan: Kembali kepada Shahabat!
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
Ketika mendengar nama Dakwah Salafiyyah,
ada sebagian orang yang dalam benaknya langsung terbayang berbagai
gambaran buruk. Mereka beranggapan bahwa Dakwah Salafiyyah adalah dakwah
yang keras, suka membid’ahkan, mau benar sendiri, dan berbagai kesan
negatif lainnya. Benarkah demikian? Lanjutkan membaca Jalan Keselamatan: Kembali kepada Shahabat!

Membentuk Khilafah Sesuai dengan Tuntunan Islam
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ٥٥
“Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. Dan barang siapa tetap kafir sesuda h (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik.” (an-Nur: 55)

Cara-cara Batil Penegakan Daulah Islamiyah
Tema Khilafah Islamiyah ternyata
memiliki daya tarik cukup besar. Isu ini terbukti mampu menimbulkan
sentimen tersendiri di kalangan kaum muslimin. Banyak yang semangatnya
tergugah dan kemudian ramai-ramai berjuang agar Khilafah Islam kembali
berdiri. Namun sayang, perjuangan mereka jauh dari tuntunan syariat.
Akhirnya, kegagalan demi kegagalan yang mereka raih. Yang lebih tragis,
tak sedikit darah kaum muslimin tertumpah akibat perjuangan mereka yang
hanya bermodal semangat itu.

Khilafah Diatas Manhaj Nubuwah
Memahami bagaimana bentuk Khilafah
Islamiyah yang pernah diraih oleh generasi terbaik umat ini adalah salah
satu bentuk kajian yang penting. Dengan pemahaman yang benar itu, kita
bisa mencermati berbagai gerakan yang menyerukan berdirinya khilafah,
sesuaikah gerakan mereka dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam? Bagaimana pula langkah utama yang harus ditempuh agar Allah
memberikan kembali sebuah khilafah kepada kaum muslimin?

Kelompok Hizbut Tahrir dan Khilafah, Sorotan Ilmiah Tentang Selubung Sesat Suatu Gerakan
Bagi orang yang tidak mengenal secara
mendalam tentang kelompok Hizbut Tahrir, tentu akan menganggap tujuan
mereka yang ingin mendirikan Khilafah Islamiyah sebagai cita-cita mulia.
Namun bila mengkaji lebih jauh siapa mereka, siapa pendirinya,
bagaimana asas perjuangannya dan sebagainya, kita akan tahu bahwa klaim
mereka ingin mendirikan Khilafah Islamiyah ternyata tidak dilakukan
dengan cara-cara yang Islami.

Surat Pembaca edisi 16
Huruf t Mirip Salib?
Saya ingin bertanya tentang iklan buku terbitan Hikmah Ahlussunnah, judul buku Bahtera Nabi Nuh kok huruf t-nya mirip sekali dengan salib? Jazakumullah khairan.
Abu Muhammad
081579xxxxx
Saya ingin bertanya tentang iklan buku terbitan Hikmah Ahlussunnah, judul buku Bahtera Nabi Nuh kok huruf t-nya mirip sekali dengan salib? Jazakumullah khairan.
Abu Muhammad
081579xxxxx

Mendamba Khilafah Islamiyyah
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Bersatunya Islam tanpa sekat-sekat
nasionalisme yang sempit adalah kondisi ideal yang didamba mayoritas
umat Islam. Toh semua itu bukan utopia karena masyarakat Islam
sesungguhnya pernah merasakan masa-masa itu beberapa abad silam.

Penghalang Terkabulnya Doa
Seseorang berkata kepada Ibrahim bin Adham rahimahullah, “Allah ‘azza wa jalla telah berfirman dalam kitab-Nya,
Beliau pun menjawab, “Hati kalian telah mati karena sepuluh perkara:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ
‘Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doa kalian.’ (al-Mu’min: 60)
Kami telah berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla sekian lama, namun tidak juga Allah ‘azza wa jalla mengabulkan doa kami.”Beliau pun menjawab, “Hati kalian telah mati karena sepuluh perkara:
- Kalian mengenal Allah ‘azza wa jalla, namun tidak menunaikan hak-Nya.
- Kalian membaca Kitabullah, namun tidak mengamalkannya.
- Kalian mengaku mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun meninggalkan Sunnahnya.
- Kalian mengaku memusuhi setan, namun sepakat dengannya.
- Kalian mengatakan bahwa kalian cinta jannah (surga), namun tidak beramal untuk itu.
- Kalian katakan bahwa kalian takut an-naar (neraka), namun menggadaikan diri-diri kalian kepadanya (an-naar).
- Kalian katakan bahwa sesungguhnya kematian itu pasti (terjadi), namun kalian tidak bersiap-siap untuknya.
- Kalian sibuk dengan aib saudara-saudara kalian dan mencampakkan aib-aib diri sendiri.
- Kalian memakan nikmat Rabb kalian, namun tidak mensyukurinya.
- Kalian mengubur mayit-mayit kalian dan tidak mengambil pelajaran darinya.
(al-Hilyah, 8/15—16)

Penjagaan Terhadap Si Kecil di Awal Malam
Datangnya malam usai matahari
tenggelam hingga datangnya waktu Isya adalah saat bertebarnya para
setan. Tak heran jika rutinitas masyarakat semisal aktivitas jual beli
justru mengalami puncak keramaian (baca: godaan) nya di waktu ini.
Sesungguhnya agama mulia yang sempurna ini telah mensyariatkan kepada
kita utamanya anak-anak kita untuk tidak keluar rumah di waktu-waktu
ini.

Boleh Menampakkan Perhiasan didepan Paman
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآئِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوۡ نِسَآئِهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِي ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٰتِ ٱلنِّسَآءِۖ
“Dan janganlah mereka (para wanita) menampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah mertua mereka, atau di hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di hadapan wanita-wanita mereka, atau budak yang mereka miliki, atau laki-laki yang tidak punya syahwat terhadap wanita atau anak laki-laki kecil yang belum mengerti aurat wanita.” (an-Nur: 31)

Melepas Hijab Dihadapan Lelaki Buta
Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz Ibnu Baz rahimahullah berkata, “Tidak ada dosa bagi seorang wanita untuk membuka hijabnya di depan lelaki yang buta berdasarkan hadits dalam Shahih Muslim dari Fathimah bintu Qais radhiallahu ‘anha. Ketika Fathimah ini dicerai oleh suaminya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, Lanjutkan membaca Melepas Hijab Dihadapan Lelaki Buta

Doa Memohon Ampunan dan Rahmat Sebelum Salam
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللهِ: عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي. قَالَ :قُلْ :اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Dari Abdullah bin ‘Amr ibnil ‘Ash radhiallahu ‘anhuma, dari Abu Bakr ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, dia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ajarilah aku doa yang akan aku baca dalam shalatku.”Beliau mengatakan, “Bacalah,
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
‘Ya Allah, aku telah banyak menganiaya diriku, tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku, karena Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (HR. al-Bukhari no. 834, Kitabul Adzan, Bab “Doa Sebelum Salam,” dan Muslim no. 2705, Kitab adz-Dzikr wad Du’a,” Bab “Merendahkan Suara Ketika Berzikir”)
Perhiasan Wanita dihadapan Anak Laki-laki
Saudariku yang mulia… semoga rahmat Allah subhanahu wa ta’ala
selalu besertamu… Kita masih melanjutkan pembicaraan tentang beberapa
golongan yang diperkenankan memandang perhiasan/tubuh wanita sebagaimana
termaktub dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat an-Nur ayat
31. Dan kita dapatkan golongan terakhir yang disebutkan dalam ayat
adalah anak laki-laki yang belum mengerti aurat wanita. Sebagaimana
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, Lanjutkan membaca Perhiasan Wanita dihadapan Anak Laki-laki

Shafiyah bintu Abdil Muthalib
Seorang wanita di kalangan bangsawan
Quraisy. Dia sambut ajakan anak saudaranya tatkala menyeru manusia untuk
meninggalkan penyembahan berhala. Dengan keimanannya dia berhijrah,
serta menjalani kemuliaan. Lanjutkan membaca Shafiyah bintu Abdil Muthalib
Posting Komentar