Langsung ke isi

Sebab Terjatuh Dalam Dosa
Setiap hari hampir tak luput diri kita dari berbuat dosa. Selalu saja kita jatuh ke dalam lumpur hitam dosa yang bernoda.
Ada sebab-sebab yang membuat seorang
insan jatuh ke dalamnya. Kita lihat beberapa sebab tersebut agar kita
lebih bisa menjaga diri kita. Lanjutkan membaca Sebab Terjatuh Dalam Dosa

Sebutan ‘Almarhum’
Apakah boleh mengatakan ketika menyebut orang mati الْمَرْحُومُ فُلَانٌ (Almarhum Fulan) atau غَمَّدَهُ اللهُ بِرَحْمَتِهِ (Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memenuhinya dengan rahmat-Nya) atau انْتَقَلَ إِلَى رَحْمَةِ اللهِ (Dia telah berpindah kepada rahmat Allah subhanahu wa ta’ala)?

Kemuliaan Akhlak Muslimah (2)
Mencurahkan Segala yang Ma’ruf
Yang dimaksud dengan al-ma’ruf adalah semua yang dianggap baik oleh syariat. (at-Ta’rifat hlm. 215, al-Jurjani)
Kata Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, ma’ruf adalah
urusan yang dikenali manusia sebagai kebaikan atau yang dikenali
sebagai kebaikan menurut syariat. Apabila hal tersebut terkait dengan
ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, ma’ruf adalah urusan yang dikenali kebaikannya dalam syariat. Apabila terkait dengan muamalah bersama manusia, ma’ruf berarti urusan yang dikenali kebaikannya oleh manusia.” (Syarh Riyadhish Shalihin, 1/541) Lanjutkan membaca Kemuliaan Akhlak Muslimah (2)

Nasihat Ulama Seputar Pendidikan Anak
Orang Tua Tidak Memerhatikan Anaknya
Fadhilatusy Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah
pernah ditanya, “Sebagian orang tua tidak memerhatikan urusan agama
anak-anaknya, seperti tidak menyuruh mereka untuk shalat, membaca
al-Qur’an, atau berteman dengan orang-orang yang baik. Akan tetapi, dia
amat memerhatikan sisi pendidikan sekolah, bahkan bisa marah apabila
anaknya membolos. Apa nasihat Anda, wahai Samahatusy Syaikh?” Lanjutkan membaca Nasihat Ulama Seputar Pendidikan Anak

Di Balik Rumah Tangga Rasul
Kisah-kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di luar rumah beliau, sebagai pengajar dan pembimbing umat, pemimpin kaum muslimin dan panglima tertinggi dalam jihad fi sabilillah, sangat
sering dibicarakan. Sementara itu, ada sisi lain kehidupan manusia
paling mulia tersebut yang tidak kalah pentingnya. Apakah sisi lain
tersebut?

Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
KHUTBAH PERTAMA:
إِنَّ الْحَمْدَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا ٧١
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Ziarah Kubur Saat Hari Raya
Afwan ustadz, bagaimana hukumnya ziarah kubur? Dan apakah disyariatkan ziarah kubur orang tua atau kerabat hanya pada saat atau menjelang hari raya?
Dijawab oleh al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc.

Agar Sabar Menghadapi Gangguan (1)
Buah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
Ada beberapa hal yang bisa membantu seorang hamba untuk bersabar jenis yang ini.
- Menyadari bahwa Allah subhanahu wa ta’ala yang menciptakan perbuatan para hamba
Perbuatan hamba, baik gerak, diam, maupun keinginannya, semua adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala. Apa yang Allah subhanahu wa ta’ala
kehendaki pasti terjadi, sedangkan yang tidak Dia kehendaki tidak akan
terjadi. Tidak ada hal sekecil apa pun yang bergerak, di alam yang
tinggi dan yang rendah, kecuali dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala dan kehendak-Nya. Para hamba adalah alat.
Karena itu, pandanglah kepada Dzat yang
menguasakan mereka atas diri Anda, jangan Anda lihat perbuatan mereka
terhadap Anda. Dengan demikian, Anda akan bisa terlepas dari kecemasan
dan kesedihan.

Al-Mushawwir
Al-Mushawwir adalah salah satu dari al-Asma’ul Husna. Nama ini tersebut dalam ayat al-Qur’an.
هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ٢٤
“Dia-lah Allah
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit
dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (al-Hasyr: 24)

Iblis VS Manusia (4)
Bagian Ke-4
Setan akan terus menggoda manusia dengan
berbagai cara, dari berbagai pintu. Berikut ini adalah lanjutan
pembahasan tentang beberapa pintu setan untuk menggoda anak keturunan
Adam. Lanjutkan membaca Iblis VS Manusia (4)

Amirul Mukminin Umar Bin Al-Khaththab (15): Hari-hari Berdarah di Qadisiyah
Setelah gagal menangkap panglima Sa’d
di markasnya, Rustum semakin marah sekaligus cemas. Bayang-bayang
kekalahan semakin menghantuinya. Dengan setengah hati dia mengatur
pasukannya. Semua kekuatan dikerahkan untuk menghadapi pasukan muslimin.
Tiga puluh tiga ekor gajah dikerahkan bersama pawangnya. Puluhan ribu
pasukan berjalan kaki diperintahkan memasang rantai di kaki-kaki mereka,
agar mereka bertempur sampai mati. Lanjutkan membaca Amirul Mukminin Umar Bin Al-Khaththab (15): Hari-hari Berdarah di Qadisiyah

Menyoal Urusan Gaib
Di antara hal yang penting dalam akidah Islam adalah beriman terhadap urusan gaib.
Telah banyak orang tersesat dalam
masalah ini. Sebagian mereka terjatuh dalam kekufuran karena mengaku
tahu ilmu gaib. Sebagian orang membenarkan pengakuan orang yang mengaku
tahu ilmu gaib tersebut.
Tidak sedikit pula orang-orang yang
tidak meyakini sebagian urusan gaib, mengingkari masalah-masalah akidah,
seperti azab kubur, telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan lainnya.

Belajar Mencintai Ilmu Hadits dari Asy-Syaikh Muqbil
لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Seorang hamba, belumlah sempurna imannya, sampai aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) lebih ia cintai dibandingkan keluarganya, harta, dan seluruh manusia”

Tanya Jawab Ringkas Edisi 109
Pertanyaan berikut ini dijawab oleh al-Ustadz Muhammad as-Sarbini.
Buang Angin Ketika Wudhu
Apabila kita sedang berwudhu kemudian langsung keluar angin (kentut), apakah wudhu harus dilanjutkan atau diulang dari awal?? Lanjutkan membaca Tanya Jawab Ringkas Edisi 109

Wafat Asy-Syaikh Muqbil
Sungguh, beliau memiliki ketabahan
yang luar biasa saat menghadapi sakit dan kepayahan. Dalam kondisi
sakit, beliau tetap berakhlak mulia, mengajar, mengulang pelajaran, dan
tetap bersenyum. Orang yang melihatnya akan menyangka bahwa beliau
sehat-sehat saja.
Jika ditanya tentang keadaannya yang
sedang sakit, beliau berkata, “Segala puji hanya bagi Allah. Kami tidak
dapat menghitung pujian terhadap Allah.” Lanjutkan membaca Wafat Asy-Syaikh Muqbil

Nasihat dan Pengarahan Asy-Syaikh Muqbil
Di antara nasihat dan pengarahan beliau rahimahullah adalah sebagai berikut.
Lanjutkan membaca Nasihat dan Pengarahan Asy-Syaikh Muqbil
- Beliau sering menasihatkan agar betul-betul memerhatikan masalah akidah (iman, keyakinan).
Lanjutkan membaca Nasihat dan Pengarahan Asy-Syaikh Muqbil

Dakwah harus Memiliki Keistimewaan
Asy-Syaikh Muqbil Merintis Dakwah
Seperti yang dikatakan, asy-Syaikh Muqbil adalah mujaddid di
negeri Yaman. Belum pernah ada sejak zaman Abdur Razzaq ash-Shan’ani
sampai hari ini, seseorang yang menjalankan dakwah dan memperbaruinya
seperti yang dilakukan oleh beliau.
Yaman adalah negeri yang keumuman
penduduknya berpemahaman Syiah, Sufi, dan komunis. Membaca dan
mempelajari kitab-kitab Sunnah (karya para ulama Ahlus Sunnah) terhitung
sebagai dosa dan kesalahan yang tidak diampuni dan tidak dimaafkan.
Bahkan, kalau ada yang berani menampakkan sunnah, mereka akan
menghalalkan darahnya. Lanjutkan membaca Dakwah harus Memiliki Keistimewaan

Kepribadian asy-Syaikh Muqbil, Akhlak dan Perangai Beliau yang Mulia
Tawakal dan Kedermawanan
Kuatnya rasa tsiqah (percaya penuh) kepada Allah subhanahu wa ta’ala
yang ada pada diri asy-Syaikh Muqbil menyebabkan beliau selalu
menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya. Suatu kalimat yang sering
beliau ucapkan adalah, “Kemudahan itu di tangan Allah.” Lanjutkan membaca Kepribadian asy-Syaikh Muqbil, Akhlak dan Perangai Beliau yang Mulia

Kecintaan dan Perhatian asy-Syaikh Muqbil terhadap Ilmu yang Bermanfaat
”Alangkah indahnya ilmu. Jauh lebih indah daripada emas dan perak, lebih indah daripada wanita cantik, serta lebih indah daripada kekuasaan.”
Kecintaan terhadap ulama dan ilmu yang
bermanfaat telah muncul pada diri Asy-Syaikh Muqbil sejak beliau masih
kanak-kanak. Kecintaan tersebut menyatu dengan darah daging dan merasuk
sampai ke tulang sumsum, sebagaimana beliau ceritakan sendiri kepada
keluarganya.
Senin, akhir Shafar1420 H, saat
mengajar, beliau pernah mengungkapkan kecintaannya terhadap ilmu seraya
berkata, ”Alangkah indahnya ilmu. Jauh lebih indah daripada emas dan
perak, lebih indah daripada wanita cantik, serta lebih indah daripada
kekuasaan.”
Beliau juga berkata, “Insya Allah kami akan menuntut ilmu sampai mati.”
Segala puji bagi Allah, beliau meninggal dan tergolong sebagai ulama besar yang mulia.

Mujaddid Dakwah Salafiyah Negeri Yaman
Sesungguhnya kematian para ulama adalah salah satu tanda nubuwwah Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam. Beliau pernah bersabda,
إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya
Allah tidaklah mencabut ilmu dengan sekaligus dari hamba-hamba-Nya. Akan
tetapi, Dia mencabut ilmu ini dengan mematikan para ulama, hingga
setelah tidak menyisakan lagi seorang ulama pun, manusia mengangkat
orang-orang jahil sebagai pemimpin. Lalu mereka ditanya kemudian
berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma) Lanjutkan membaca Mujaddid Dakwah Salafiyah Negeri Yaman
Posting Komentar